Pujawali Ring Pura Kancing Gumi Penuh Kekeluargaan
Badung Bali, Laras Post Online - Pujawali ring pura Luhur Kancing Gumi, pura Puseh, pura Desa dan pura Penataran Agung, waktu lalu penuh rasa kekeluargaan, tradisi tahunan tersebut melibatkan ribuan warga pengempon pura Kancing Gumi, Banjar Batu Lantang, Desa Sulangai, Petang. Terlihat ribuan warga sangat antusias melaksanakan upacara melasti ke segare Batu Bolong, Canggu, Kuta Utara, Badung, yang tujuanya hanya untuk menyucikan sasih kesange, tapakan-tapakan Ida Betara sane melinggih ring luhur Kancing Gumi.
Melasti ke segare yang dilaksanakan warga pengempon pura Kancing Gumi tahun ini, dimulai dari lokasi sekitar pukul 05.00 wita, dengan mengendarai puluhan kendaraan roda empat (mobil), warga pengempon tanpak beriringan mundut pralingga Ida Betara ke segare batu bolong yang kurang lebih berjarak sekitar 60 kilometer dari Desa Sulangai.
Prajuru Desa, Made Sapa menuturkan ada 15 Jempana yang di-pundut warga saat prosesi melasti ke pantai batu bolong, disamping itu ada juga pralingga Ida Betara Lingsir dan Ida Betara Ratu Ayu serta Ida Ratu Gde berupa barong, ikut disucikan dan proses upacara melasti inipun berjalan lancar.
�Upacara melasti ke pura pantai batu bolong, oleh ribuan warga satu tahun sekali, bertujuan untuk mensucikan pralingga, termasuk melebur mala di dalam diri krama maupun pelemahan,�tutur Sapa.
Diacara inti yang dilaksanakan di pura Kancing Gumi hari esoknya, terlihat semua krama tampak khusuk dalam menjalankan sembah bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa serta rawut wajah warga terlihat penuh dengan kekeluargaan.�Piodalan tahunan kali ini telah menjadi tradisi turun temurun warga Banjar Batu Lantang Desa Sulangai,�pungkas Made Sapa.
Ketua panitia piodalan, I Nyoman Sumantiasa (Kanik) mengatakan, setiap tahun warga pengempon pura Kancing Gumi melaksanakan upacara Dewa yadnya. Selain itu, Ia juga menegaskan, diharapkan agar semua krama selalu bersama sama menjaga kesucian dan kelestarian pura, karena tidak hanya melalui sembah bakti melakukan yadnya. Namun, dengan memperhatikan pembangunan pura dan beryadnya antar sesama juga dapat dikatakan sebagai yadnya.
�Semua krama harus bersama-sama memperhatikan kondisi pura, karena itu juga sebagai salah satu dari yadnya,�ungkap Kanik, disela kesibukanya.
Lebih lanjut Kanik mengungkapakan, setiap melaksanakan pujawali ring pura Kancing Gumi, upacara tahunan tersebut tetap dihadiri oleh Guru wesesa, Walikota/Bupati se-Bali. Pura Kancing Gumi selama ini di empon 148 KK dan didalam pelaksanaan acara tersebut ada tradisi hist yang diawali dengan kedatangan tokoh Desa, Komang Widiada sebagai penasehat serta penanggung jawab piodalan di Pura Kancing Gumi.
�Puncak upacara di pura kacing gumi tahun ini jatuh pada Buda Manis Perang Bakat, tepatnya 18 Maret 2015 dan penyineban Sukra wage,�ungkapnya. (Hanafi)
No comments