Presiden Desak PLN Penuhi Target
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) mengunjungi Kantor PLN Pusat, |
Jakarta, Laras Post Online - Presiden Joko Widodo mendesak PT Perusahaan Listrik Negara (PLN/Persero) untuk penuhi target membangun proyek listrik sebesar 21 ribu Megawatt (Mw) dalam dua tahun terakhir ini.
Presiden mengakui, target yang diberikan kepada PLN bukan target yang ringan, sehingga presiden merasa perlu untuk menyampaikan hal itu, secara langsung kepada manjemen, para general manajer, dan kepada para kepala divisi.
�Target yang kita berikan pada PLN ini bukan sebuah target yang ringan. Dalam 5 tahun harus bisa mencapai target 30, yang kemarin saja 8 tahun, tidak kesampaian, ini 35 ribu sehingga saya perlu datang kesini untuk menyampaikan langsung kepada manjemen, pada general manajer-general manajer, kepada kepala-kepala divisi bahwa target ini bukan target main-main, tetapi target yang realistis tetapi, harus dicapai dengan kerja keras,� kata Jokowi, pada Selasa (7/4/2015) di Kantor Pusat PLN.
Presiden menyatakan, ia telah mendiskusikannya dengan Direktur Utama PLN untuk menentukan target yang akan dicapai. �Target ini bukan sesuatu yang tidak bisa dicapai, Insya Allah bisa. Kali ini sudah kita hitung-hitung kemarin dengan Pak Dirut, mungkin akan tercapai kira-kira 11 ribu Megawatt. Sudah ketemu mana titik mana powerplant yang mana, pembangkit listrik yang mana, lokasinya dimana, sudah ketemu 11 ribu,� ujarnya.
Lebih lanjut Jokowi menyatakan, dalam 2 tahun kedepan akan dicapai 21 Mg. �Tahun depan kira-kira 10 ribu, sudah, kalau sudah tercapai ya sudah 2 tahun 21 ribu sudah enteng,� ungkapnya.
Presiden menegaskan, pengadaan listrik itu untuk mendukung pembangunan industri, pariwisata dan kegiatan usaha lainnya serta untuk memenuhi kebutuhan listrik rumah tangga. �Tanpa listrik nggak mungkin kita ingin membangun industri. Tanpa listrik nggak mungkin yang namanya hotel-hotel itu, bahasa baru itu bisa menyala lampunya, industri pariwisata, sentra-sentra industri kita, kawasan ekonomi khusus kita, listrik rumah tangga di semua kota, rumah di luar Jawa yang defisit listrik,� ujarnya.
Selama ini, kata presiden, sejumlah daerah mengalami devisit listrik. �Yang defisit listrik tidak hanya satu, dua, tiga provinsi , tidak hanya satu, dua, tiga kota, hampir semuanya. Karena memang kita terlambat, sangat terlambat, ini yang mau kita kejar,� tegasnya.
Menurut presiden, kebutuhan listrik secara nasional sangat besar sehingga tidak dapat dikerjakan oleh PLN sendiri untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. �Kalau dikerjakan sendiri oleh PLN berpuluh tahun nggak akan tidak tercapai. Kebutuhan untuk 35 ribu itu butuh kira-kira 1.200 triliun. Nggak mungkin PLN itu kerjain sendiri,� tegasnya.
Yang paling penting, kata presiden, listrik itu ada, tidak ada defisit listrik di wilayah, tidak ada defisit listrik di provinsi, rakyat bisa menikmati listrik. �Syukur dengan harga yang kompetitif, bisa murah karena tadi saya tekankan juga efisiensi PLN harus, sehingga subsidi PLN juga saya sampaikan akan kita minuskan Rp 30 triliun,� kata Jokowi.
Menyinggung soal perijinan, Jokowi menyatakan, pemerintah harus membantu PLN untuk mengatasi masalah perijinan dan masalah pembebasan lahan. �Itu yang harus pemerintah bantu, contoh di Batang itu, Pak JK turun sendiri, saya turun sendiri, menteri turun sendiri, Dirut turun sendiri, memang diperlukan. Misalnya di Medan, Sumatera Utara, Dirut PLN turun sendiri, menteri turun sendiri, memang seperti itu, untuk memecahkan masalah, kalau nggak tahu lapangannya gimana?,� pungkas presiden. (her)
No comments