Breaking News

,

Jokowi Berikan Deadline Total Group Satu Bulan Atas Mahakam


Ceo of Total Group, Patrick Pouyanne (kiri), Menteri ESDM Sudirman Said (tengah) dan Kepala Biro Pers & Media Kantor Presiden Albiner Sitompul (kanan) 
Jakarta, Laras Post � Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan petinggi perusahaan asal Prancis, Total Group di Istana. Dalam pertemuan itu, salah satunya membahas peralihan Blok Mahakam di Kalimantan Timur, dari Total E&P Indonesie ke PT Pertamina (Persero) pada 1 Januari 2018 nanti.

Hasil dari pertemuan tersebut, Jokowi memberikan waktu selama sebulan agar ada kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak terkait Blok Mahakam yang kontraknya berakhir pada akhir 2017 nanti.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said?, Jumat (15/5/2015) di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakpus kepada wartawan mengatakan, presiden memberikan waktu selambatnya  satu bulan, mulai dari sekarang, harus ada kesepakatan yang saling menguntungkan.

?Kesepakatan dimaksud, yakni agar Total dapat terus berinvestasi di Indonesia dan melakukan kerjasama dengan Pertamina serta Total harus bisa mentransfer teknologi kepada Pertamina. Harapannya agar Pertamina sudah siap ketika akhirnya menjadi operator sepenuhnya dari Blok Mahakam pada 2018. "Soal pembagian saham, menjadi topik yang akan kita diskusikan lebih jauh," lanjut Sudirman.

Pada kesempatan yang sama, Ceo of Total Group, Patrick Pouyanne menyatakan, tidak akan menghentikan investasinya di Indonesia. Sudah hampir 50 tahun perusahaan ini investasi di sektor hulu migas di Indonesia khususnya ketika mengelola Blok Mahakam. ?"Karena sekarang ?saatnya mencari solusi terbaik bagi kepentingan Indonesia," ungkap Patrick

Sebelumnya Total E&P Indonesia siap kembali ikut mengelola Blok Mahakam, Kalimantan Timur, bila diajak Pertamina bekerjasama mengelola blok gas terbesar di Indonesia tersebut. Bahkan, Total menawarkan saham blok migasnya yang ada di beberapa negara kepada Pertamina.

Seperti diketahui, kontrak pengelolaan Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation di Blok Mahakam berakhir pada 31 Desember 2017, dan pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memberikan hak pengelolaan Blok itu ke Pertamina.

Namun sebelum kontrak pengelolaan blok Mahakam berakhir, Pemerintah mengharapkan agar ada masa transisi, agar produksi kilang penghasil gas terbesar di Indonesia itu, tidak anjlok.


Hadir pada jumpa pers tersebut, Presiden of Total Exploration & Production, Arnaud Breuillac, Senior Vice President Asia Pacific of Total E&P, President and General Manager Total E&P Indonesia, Hardy Pramoni.(Her,sg, ram)

No comments

Featured post

Panglima TNI Kunjungi Yonif 731/Kabaresi Maluku

Ambon, Laras Post. Bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa malam ini saya bisa hadir di tengah kolam renang yang masih kering ini. Saya data...